166gda5P8JBiWKJQtoENvT1q58drvJKqaLA2JGMe

Cari Blog Ini

Susunan Organisasi Cahaya News

Pemimpin Umum: H. Nasrulloh, SE Pemimpin Perusahaan: H.Edimin Pemimpin Redaksi: Ahmad S Hasibuan Redaktur Senior: Tamrin Hasibuan Redaktur: M Ikbal Reporter: Jani Hidayatulloh. Wahyu Julkifli Riduan Ahmad Entong Email:ahmadsayudi1969@gmail.com Alamat Redaksi:Jl.Paso RT.05 RW.04 Jagakarsa Jakarta Selatan-Sebelah Kav Polri

Laporkan Penyalahgunaan

166gda5P8JBiWKJQtoENvT1q58drvJKqaLA2JGMe
Bookmark

Jeritan Pekerja Kolam Renang Mengharapkan Pertimbangan Walikota Depok


Depok|cahaya.news-Pandemi Covid-19 masih belum mereda. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Proporsional masih terus diperpanjang mulai 2 Agustus hingga 16 Agustus 2020.

Perpanjangan untuk Ketiga kalinya Pemberlakuan PSBB Proporsional di Wilayah Depok membuat Sektor pariwisata adalah sektor yang paling terpukul, akibat masa waktu penutupan. Sejumlah tempat wisata rekreasi keluarga masih terus diperpanjang.

Sebut saja salah satunya tempat rekreasi kolam renang outdoor keluarga. Sejak empat bulan lalu Pemerintah Kota Depok belum memberikan izin dibukanya kembali rekreasi keluarga yang termasuk murah meriah ini.

Bisa dibayangkan, bagaimana nasib para pengusaha kolam renang outdoor saat ini. Belum lagi, ribuan para pekerja kolam renang yang saat ini sedang mengalami kesulitan ekonomi yang tragis, akibat masih ditutup Pemerintah Kota Depok.

Wawan, seorang pekerja kolam renang yang sedang mengalami kesulitan ekonomi yang tragis. Sejak kolam renang ditutup empat bulan lalu, Pria beranak tiga ini sudah menganggur selama empat bulan ini. "Sudah empat bulan ini, saya tidak bisa bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-sehari dan biaya menyekolahkan anak sangat berat Pak, mau dapat duit dari mana, kalau enggak bekerja. "kata Wawan menitikkan air mata.

Karena itu Wawan sangat mengharapkan agar Walikota Depok, sudilah kiranya mempertimbangkan dan membuat kebijakan membuka kembali kolam renang outdoor keluarga, dengan mengikuti Protokol social distancing.

Wawan adalah satu dari 1500 orang pekerja kolam renang outdoor di Kota Depok yang sedang mengalami kesulitan ekonomi. Kondisi ekonomi mereka sudah sangat Anjlok, bahkan bisa dibilang sudah Ambruk karena terlalu lama kolam renang outdoor ditutup. Padahal, sudah ada beberapa Sektor Usaha Lain yang sudah diperbolehkan buka.

"Sedangakan lokasi kolam renang outdoor belum dibuka sampuai sekarang,"tambah Wawan.


Sementara itu, Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan, banyak yang bertanya mengenai penggunaan kolam renang umum di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya penggunaan kolam renang umum diperkenankan.

"Apakah kita sudah boleh menggunakan kolam renang? Iya," kata dokter Reisa saat konferensi pers, Minggu,(28/6).

Namun ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi.
Pertama, air kolam renang menggunakan disinfektan dengan klorin 1-10 ppm atau bromin 3-8 ppm, sehingga pH air mencapai 7,2-8.

"Dan setiap hari hasilnya harus diinformasikan di papan informasi, agar semua pengguna tahu," ungkap dokter Reisa.

Ada syarat lain, memastikan kebersihan dan pemberian disinfektan, yang dilakukan secara rutin.

" Terhadap seluruh permukaan dan di sekitar kolam renang. Seperti tempat duduknya, lantai dan sarana sekitar kolam," jelasnya.

dokter Reisa juga menyampaikan pengguna kolam renang harus dibatasi agar bisa menerapkan jaga jarak.

"Baik di dalam ataupun di sekitar kolam renang, dan menerapkan jaga jarak terutama juga di ruang gantinya," ucapnya.

Dia juga meminta masyarakat yang ingin berenang dalam kondisi sehat. Serta mengisi form self assessment risiko Coblos-19.

" Kemudian bawa perlengkapan renang masing-masing, termasuk handuknya. Lalu gunakan masker sebelum dan setelah berenang," tutupnya.   ●ash●










1 komentar

1 komentar

  • Unknown
    Unknown
    4 Agustus 2020 pukul 16.58
    Assllammqum Bp wali kota yg terhormat tolong Bp pertimbangkan kembali kebijakan Bp yg merugikan sepihak..dengan memperpanjang psbb dan menutup tempat dmana kami mencari Rizki..Bp bisa bayangkan gmana nasib bikluaga kami selama hampir 4 lbh sy sebagai kepala kluarga td bs memberikan biaya hidup kepada anak dan istri..Skali lg sy mohon Bp bs merasakan bagaimana sulitnya paniknya emosinya disaat anak dan istri mengeluh menuntut kebutuhan hidup... ini Pa yg sebenarnya terjadi di masyarakat Bp tolong dipertimbangkan kembali trimakasih..
    Reply